Bergumul dengan Kefanaan

Terkadang ada suatu hal yang membuat kita frustasi. Sesuatu karakter yang mungkin ingin sekali kita buang tetapi sangat sulit untuk menyingkirkannya. Mungkin kita sadar akan dosa tersebut, tapi saat kita berusaha untuk keluar darinya, kita tak berdaya.


Dapat disadari bahwa hidup ini pastilah tak terlepas dari orang-orang fasik yang berada di sekitar kita.
Mungkin kita ada keinginan untuk hidup tidak serupa dengan mereka. Tapi naluri kedagingan kita seringkali berontak dan ingin mengikutinya. Mungkin kita sedang berusaha untuk hidup kudus, tapi kehidupan duniawi sering membuat kita terjatuh.


Di satu pihak kita berhadapan dengan Allah yang maha Kudus yang tidak akan membiarkan anakNya hidup dalam dosa. Dia rela mati untuk menebus kita dari dosa-dosa dan pelanggaran kita. Tetapi di sisi lain, kita berhadapan dengan dunia yang penuh dosa dan berusaha menjatuhkan kita dalam dosa. Begitu kita lengah, maka dosa akan bersiap-siap untuk menyerang.


Munafik,,,
Mungkin akan menjadi kata-kata yang kita terima akibat dari ketidaktegasan kita dalam menjalani hidup ini.
Kita sering sekali mengatakan bahwa hidup kita adalah milik Tuhan dan Tuhan hidup di dalam kita..
Tapi,,,
Seringkali kehidupan kita tidak menggambarkan karakter Kristus yang hidup di dalam kita. Kita masih sangat dipengaruhi oleh kedagingan.
Ibarat seseorang yang memakai topeng yang dapat menutup-nutupi wajahnya di depan orang-orang tetapi tidak di mata Tuhan. Di mata Tuhan semuanya terlihat, segala sesuatu yang disembunyikan serapat apapun terlihat olehNya.


Memang benar,,
Sangatlah sulit untuk keluar dari kedagingan itu..
Oleh karenanya, hendaklah kita berserah penuh padaNya dan berharaplah hanya padaNya.
Tetaplah berseruh padaNya karena hanya Dia lah yang dapat membebaskan kita dari kedagingan ini.


Dikutip dari : Santapan Harian Desember